Saturday, 20 April 2024 | 12:03 AM

Otomotif
10 February 2018,11:22 PM

Jakarta, BangkaNews.id - Pengguna sepeda motor pasti pernah melakukan gonta-ganti jenis bahan bakar minyak (BBM). Misal, setelah pakai Research Octane Number/RON tinggi, beberapa hari kemudian menggunakan oktan yang lebih rendah. 


Banyak info beredar bahwa perilaku seperti itu bisa membuat mesin motor menjadi cepat rusak. Lantas, apakah benar seperti itu atau hanya mitos saja?


Donald Jhohanson Pakpahan, pemilik bengkel SM Garage di kawasan Pulogebang, Jakarta Timur mengatakan, sebaiknya hindari gonta-ganti jenis BBM, terutama pada motor besar alias moge.


"Pakailan BBM yang sesuai dengan spesifikasi motor yang dipakai," kata Donald, seperti dikutip dari KompasOtomotif beberapa waktu yang lalu. 


Menurut dia, hal tersebut bisa membuat adanya perbedaan tekanan ke mesin. Bahkan dapat menimbulkan terjadinya "knocking" yang tinggi dan mengakibatkan mesin kurang bekerja dengan maksimal.


"Yang ada nanti bahan bakar menjadi lebih boros lagi. Jadi sebaiknya dihindari saja," ucap Donald. 


Sementara itu, Tri Yuswidjajanto sebagai dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) pernah mengatakan, bahwa gonta-ganti atau melakukan oplos BBM sangat tidak disarankan. 


"Tangki yang seharusnya sudah bersih, bisa kotor kembali karena bahan bakar yang tidak beraditif muncul lagi. Efek clean up memang ada, tetapi tidak bisa mengikis semuanya," kata Tri beberapa waktu lalu.


Foto : pertamax7

Komentar Anda