Wednesday, 17 April 2024 | 12:34 AM

Trending News
25 February 2020,09:51 PM

BangkaNews.id, Pangkalpinang -- Plastik saat ini menjadi isu pembicaraan penting di dunia pengelolaan sampah. Selain mudah ditemukan dan mudah digunakan, membuat plastik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.

Dan perlu diketahui, plastik merupakan bahan yang tak mudah terurai dan memiliki masa hidup yang panjang. Saat terurai, plastik menyisakan partikel-partikel kecil bernama mikroplastik yang bisa mengancam lingkungan.

Menanggapi hal itu, Kepala BPBD Provinsi Bangka Belitung, Mikron Antariksa mengatakan, semenjak kampanye pengurangan plastik yang dicanangkan pada Bulan Pengurangan Resiko Bencana, beberapa instansi sudah menerapkan untuk tidak lagi menggunakan air kemasan (Air Dalam Kemasan Plastik). "Kita upayakan untuk tidak menggunakan air kemasan," kata Mikron, Selasa (25/02/20).

Lanjut dikatakannya, semenjak dikeluarkan kebijakan cukai plastik, masyarakat Bangka Belitung diharapkan sudah dapat mengurangi pemakaian limbah-limbah yang berbahan plastik.

"Kita tahu limbah plastik mengganggu ekosistem. Dan kita ingin terkait penggunaan bahan plastik ada suatu peraturan yang dilegalkan baik itu melalui Perda maupun Pergub,"ujar Mikron.

Dan sampai saat ini menurut Mikron yang menjadi leeding sektornya yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan BPBD sendiri masih berkoordinasi dengan dinas tersebut.

Satu hal yang penting kata Mikron, kami meminta jika seandainya ada event ataupun rapat untuk membawakan Tumbler ataupun sejenisnya.

"Ini gunanya untuk pergantian air kemasan," tuturnya. Untuk saat ini khususnya di Bangka Belitung dilihat dari tingkat keberhasilan dari sisi kelembagaan mungkin hampir sekitar 70 sampai 80 persen.

"Dari persentase diatas masi ada dinas yang masih menggunakan air kemasan.Kita ingin semua dinas sudah mempraktekkan seperti Dinas BPBD dan Sekretariat di Ruang Gubernur yang sudah menggunakan gelas dan air galon untuk minum,"ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, jika berbicara masalah sampah, sampah ini polemik. Produksi sampah dari rumah tangga semakin hari semakin meningkat.

"Alangkah baiknya disisi rumah tangga jika bisa sampah itu dimanfaatkan. Mungkin sampah organiknya bisa dibuat pupuk dan non organiknya dikumpulkan melalui Bank Sampah. Jadi tidak ada lagi sampah yang diproduksi dari rumah tangga " katanya.

Untuk itu, kita menghimbau kepada masyarakat silakan untuk bergotong royong dalam membersihkan lingkungan. Yang paling penting dan paling utama adalah bagaimana cara mengkampayekan rumah tanpa sampah," tukasnya. (red)

Komentar Anda