BangkaNews,id --
JAKARTA Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) terus memonitor situasi
terkini pasca gempa Magnitudo (M) 6,1 yang terjadi di Kepulauan Maluku. BNPB
memonitor laporan sementara kejadian gempa dari beberapa wilayah, seperti
Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat dan Kota Ambon.
Dilaporkan di
Desa Yaputi, Kabupaten Maluku Tengah telah terjadi kerusakan pada dinding
penahan tanah (talud) pantai, dan air laut sempat terlihat surut. Sementara di
Desa Saunolu terdapat kerusakan pada permukiman masyarakat dan di Desa Mahu
terdapat patahan.
Hingga berita ini
dirilis belum ada laporan korban jiwa akibat gempabumi tersebut, namun
masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri dengan mengungsi ke lokasi yang
lebih tinggi.
Masyarakat selalu
diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi bahaya gempabumi
maupun potensi tsunami, tetap pantau informasi yang dapat dipercaya dan tidak
mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Seperti
diketahui, gempa dengan magnitudo (M)6,1 mengakibatan guncangan kuat yang
dirasakan warga di kepulauan Maluku. Gempa terjadi pada Rabu siang (16/6),
pukul 11.43 WIB. BNPB menerima laporan dari beberapa Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) terkait adanya gempa tersebut. Tercatat BPBD Kabupaten
Maluku Tengah, Pusdalops Kota Ambon, BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat, BPBD
Kabupaten Seram Bagian Timur, dan BPBD Provinsi Maluku sama-sama melaporkan
warganya merasakan guncangan kuat dengan durasi guncangan yang bervariasi.
BMKG: Telah
Terjadinya Tiga Belas Gempabumi Susulan
Hingga hari Rabu,
(16/6) pukul 13.35 WIB, pasca Gempa Maluku Tengah hasil monitoring Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah terjadi setidaknya 13
(tiga belas) gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 3,5.
BMKG juga
mengimbau agar waspada terhadap gempa susulan dan potensi tsunami akibat
longsor ke atau di bawah laut bagi masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai
Pantau Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku. Hal tersebut
disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulisnya.
"Segera
menjauhi pantai menuju tempat tinggi," tulisnya.
Sebelumnya, BMKG
menginformasikan gempa dengan magnitudo (M) 6,1 tersebut tidak memicu
terjadinya tsunami. Namun kemudian BMKG memperbaharui keterangannya akan adanya
potensi tsunami bukan dari gempanya namun akibat longsoran di bawah laut.
Berdasarkan hasil observasi muka laut sta TEHORU menunjukkan ada kenaikan muka
air laut setinggi 0,5 meter. Hal ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah
laut.
Tim Komunikasi
Kebencanaan BNPB/red
Komentar Anda