Wednesday, 24 April 2024 | 03:53 AM

Nasional
17 June 2021,09:10 PM

BangkaNews.id -- JAMBI Bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang sering melanda beberapa wilayah di Indonesia berdampak kepada seluruh elemen bangsa dan hubungan diplomatik dengan negara tetangga. 

Melihat hal tersebut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Mitigasi Bencana bersama Badan Restorasi Gambut dan Mangrove menggagas Sekolah Lapang Mitigasi Partisipatif Karhutla dengan Pemanfaatan Lahan Gambut Tanpa Bakar pada tahun 2020 dibeberapa provinsi. 

Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan tersebut BNPB mengadakan Workshop Tindak Lanjut Mitigasi Partisipatif Karhutla Regional Sumatera yang diikuti perwakilan masyarakat dan pemerintah daerah Jambi, Riau dan Sumatera Selatan, berlokasi di Kota Jambi, Provinsi Jambi, Kamis (17/6/2021)

Kegiatan ini dibuka oleh Plt. Deputi Bidang Pencegahan BNPB Ir. Harmensyah Dipl. SE, M.M, dalam sambutannya ia mengatakan kebakaran yang terjadi di lahan gambut lebih sulit dipadamkan. 

"Seperti yang kita ketahui bersama, lahan gambut yang permukaannya sudah padam, namun bisa saja didalam tanah belasan sampai puluhan meter kebawah masih menyimpan api sehingga upaya pemadaman lebih ekstra, oleh sebab itu pentingnya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi karhutla," ucap Harmensyah. 

Ia mengungkapkan salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi sebagai langkah antisipasi dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman karhutla. 

"Sekolah lapang mitigasi partisipatif karhutla ini menjadi salah satu cara BNPB untuk menekan terjadinya karhutla. Kita harus memulai sebelum bencana, jangan hanya bertindak setelah bencana terjadi," ujarnya

Kemudian ia menjelaskan, kedepannya kesuksesan program ini menjadi pemicu dan ditiru oleh daerah lainnya. 

"Harapan ke depan bahwa kegiatan ini dapat diaplikasikan oleh daerah lainnya yang memiliki potensi karhutla, sehingga tujuan mengurangi karhurla tercapai," jelas Harmensyah. 

Tak lupa ia mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk selalu menjaga lingkungan dan membentuk tim pemantau karhutla tingkat desa. 

"Kita harus menjaga lingkungan kita sendiri, ketika ada orang yang membakar agar diberitahu untuk tidak melakukannya, karena berdampak paling besar adalah bagi masyarakat setempat. Kemudian desa dapat membentuk tim pemantau karhutla yang bersinergi dengan pemda agar menjadi desa tangguh karhutla," pungkasnya. 

Tim Komunikasi Kebencanaan BNPB/red

Komentar Anda