Thursday, 02 May 2024 | 04:50 AM

Internasional
02 February 2022,07:05 AM

BangkaNew.id -- WHO menyoroti masalah limbah COVID-19 seperti jarum suntik bekas, alat uji bekas hingga dan botol vaksin bekas. Limbah COVID-19 itu telah menumpuk di berbagai negara dunia dan beratnya mencapai puluhan ribu ton."Ini mengancam kesehatan manusia dan lingkungan," kata Petugas Teknis WHO, Maggie Montgomery, dikutip dari Reuters, Rabu (2/2)."Kami menemukan COVID-19 telah meningkatkan beban limbah perawatan kesehatan di fasilitas hingga 10 kali lipat,” tambah dia.


WHO menuturkan, risiko terbesar bagi masyarakat akibat limbah COVID-19 adalah polusi udara yang disebabkan pembakaran limbah pada suhu yang tidak sesuai standar. Hal itu dapat menyebabkan pelepasan karsinogen.


WHO menyerukan adanya reformasi dan investasi untuk mengurangi penggunaan kemasan plastik. Mereka juga ingin alat pelindung diri sebaiknya terbuat dari bahan yang bisa digunakan kembali dan dapat didaur ulang.


WHO memperkirakan ada sekitar 87.000 ton APD atau setara dengan berat beberapa ratus paus biru, telah dipesan melalui portal PBB hingga November 2021. Sebagian besar APD itu berakhir menjadi limbah.


Selain itu, ada sekitar 140 juta bekas alat uji COVID-19 yang berpotensi menghasilkan 2.600 ton sampah plastik dan limbah kimia.


Kemudian ada 8 miliar dosis vaksin yang sudah dipakai di seluruh dunia bisa menghasilkan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum dan kotak pengaman.


Montgomery mengatakan, terlalu banyak kesalahan persepsi seputar penanganan COVID-19. Terutama penggunaan berlebihan APD dan sarung tangan.


"Kita semua pernah melihat foto pakaian bulan, kita semua pernah melihat foto orang yang divaksinasi dengan sarung tangan," kata Montgomery.


"Tentu saja secara keseluruhan orang-orang memakai APD yang berlebihan," tambahnya.


Lebih lanjut, WHO tidak merinci di negara mana yang paling banyak membuang limbah COVID-19. Namun mereka mendesak agar masalah ini harus dijadikan perhatian bersama dan diatasi agar tidak memicu masalah baru.(kumparan/Bn)

Komentar Anda